Tumpah Ruah

"Sebutlah aku sebagai seseorang yang memiliki benteng terkokoh. Butuh berpuluh tahun meruntuhkan benteng tersebut dan mendamaikannya dengan sekitar.
Sebutlah aku sebagai seseorang yang keras dalam berpikir. Butuh tutur kata yang benar untuk membuat pemikiranku seperti apa yang dimaksud.
Dibalik semua itu, aku hanya berusaha melindungi sebuah kristal yang sangat fragile dan sensitif. Kristal yang merasa lebih baik dirinya tetap bersembunyi untuk menjaga kedamaian di dunia.

Tapi suatu saat, kristal itu memang harus berani terkena sinar matahari dan menyerap berbagai keindahan sekeliling. Dan mungkin memang sudah saatnya kristal itu berbicara kepada sekitar bahwa dia memang kuat dan siap keluar dari sangkarnya. Dan sang kristal pun paham, bahwa dunia pun mengenal yang namanya saling mengerti. Dan memang ketidakpastianlah sebuah kepastian yang mutlak."