suka sebel ngga kalo denger orang suka protes "gila ye Indonesia, orang bule dibiarin aja bikin cottage di pinggir pantai, jadi pengusaha di sini, punya istri orang Indonesia, jadi orang top di sini... paraaahh"
errr, is not their fault you know.
Negara juga mikir, itu good investment, dari sana pemasukan banyak, bisa disalurin ke sektor-sektor infrasturktur lain yang kurang dapet suntikan dana, bla and the bla and the bla.. ujung-ujungnya apa? untuk kesejahteraan juga.
coba di SETOP nyalahin negara, sama pemimpinnya. I agreed memang harus ada yang dibenahi dari segi birokrasi, politik, keuangan dan ekonomi. tapi itu SETOP dulu guys.
udah?
kalo udah, sekarang, camkan di diri masing:
apa yang bisa lo kontribusiin untuk negara lo (secara ngga langsung untuk dirilo juga, kalo tetep mau tinggal di sini, jadi warga negara yang baik, dan mau maju)??
kalo udah. lakukanlah yang ingin lo kontribusikan itu, dari jalan lo yang positif. Kalo memang doyannya mengritik, gelutilah bidang jurnal atau hal lain yang menunjang kritikanlo lebih baik, masuk akal, persuasif dan membangun.
I admit it gue sendiri lagi galau nih, boleh atau ngga sekolah di luar negeri tapi jadi interior design. Beuuuh alamat digorok sama bokap. Gue mau, karena buat gue itu memenuhi ambisi terpendam gue. Gue cantumkan dalam benak, passion adalah interior design, passion purpose adalah membangun rumah impian. Sempit bener ya? Hidup kan ga selebar daun kelor. Kalo begitu itu kurang bisa disebut passion dong, itu lebih ke self achievement dong? hayoooo.
Gue diam (padahal kan ngomong sendiri)
Lalu, ketika berbicara tentang protes protes di atas. Dengan mengecamkan "think less, feel more" (setelah buka-buka plan hidup, dari tulisan interior design, ujung-ujungnya itu I want to create something creative-mind (especially in art) for people who don't have ability to pursue their dream because of moneyyyyyy, and other social stuff that I planned yaaaaa intinya FOR PEOPLE) dan dengan pikiran pikiran kepo, gue kembali membuka master programme yang ada dan gatau klik apa, tiba-tiba muncul: "If you have a love of travelling, passion for people, and a great ambassadorm tourism management is a worthwile for you"
dan gue terdiam. is it? nah lo nah lo nah lo, ayo kembali think less... think less.. think less.. this is more valuable for me and others, passion yang baik adalah dimana kita bisa memberikan happiness baik untuk diri kita dan orang lain (passion purpose; what will you contribute? either for you and others to change something become better than before), dan somehow kok kejawab semuanya yaaa?
Langsunglah gue menghubungi sahabat yang sudah duluan pergi ke negeri orang untuk belajar master itu dan bertanya-tanya... well ilmu ekonomi (khususnya mikro) terpakai... dan logika mikro gue sebenernya lebih maju dibanding makro, hehehe, that's why gue ambil skripsi makro karena itu perlu juga diasah, chalenge yourself everytime you can :P
baiklah, sampa detik gue mengetik ini pun masih dalam kondisi linglung dan aga galau, tapi melihat silabus dan semua muanya menimbulkan energi yang menyenangkan buat diri gue.. dan kalo dari tadi ada yang bertanya "kenapa di luar negeri?" well, gue sudah pernah tinggal di daerah yang berbeda dari tempat tinggal gue, dan dampak yang gue rasakan bagus, baik dalam pembentukan pola pikir dan sense of adaptable seseorang. Now, I want to challenge myself dengan level yang lebih tinggi. Di negeri orang, dimana yang namanya respect dan toleransi itu harus bisa. Belajar hidup di menjadi kalangan minoritas itu luar biasa daripada selalu nyaman menjadi kaum mayoritas. Serap yang baik, perbaiki yang buruk dan bawa ilmu tersebut ke Indonesia, terapkan untuk membuat Indonesia menjadi lebih baik. Sounds cool, right? :P
is it? we'll seee.... welcome question. think less, feel more. worry less, do more.
No comments :
Post a Comment