The End of 2012 Part III: Holiday Part II (Bali)


27-29 Desember 2013. Pergi ke Bali untuk yang kesekiaaaaaaaan kalinya. Ya, tidak pernah bosan. Dari kecil, selalu pergi ke tempat ini. Yang berbeda adalah cara memandang Bali setiap berkunjung kesana. Setelah dewasa saya sudah bisa melek sama daerah, bukan sekedar jalan-jalan diajak oleh orangtua, namun lebih paham budayanya, apa saja yang ada di daerah itu, dan lain sebagainya. Walau hanya 2 malam di sana, itu sudah cukup untuk quality time plus having fun, dan pastinya janji Ayahku terhadap Adikku terpenuhi; membawanya liburan ke Bali.

Hari pertama kami di Bali hanya sekedar mencari makan dan pergi ke Garuda Wisnu Kencana (GWK). Terakhir kali kami kesana masi gersang (kapan ya itu??? looooong time ago hehehe).

Hari kedua, kami pergi ke Monkey Forest di Ubud. Saya pecinta primata hehehehe jadi sangat senang berkunjung kesini. Dan yang lebih menggembirakan adalah monyet-monyet di sini baik-baik dan kita masih diperbolehkan memakai perhiasan. Kuncinya hanya satu: jangan bohong kalo bawa makanan, hehehehe.




Monyet-monyet di Monkey Forest lucu-lucu. Ada yang dari saya masuk sampai keluar halaman dia tetep ngulek daun, adanya tidur-tiduran malas, dan ada yang hiperaktif mencari makanan sampai-sampai rok saya diintip (untung pake legging), hihihihihi. Anggaplah mereka seperti manusia, jangan karena mereka binatang kita merendahkan mereka. Mereka juga punya hati dan... baik ;) just have fun!!

...Sudah siang... saatnya makan siang di...


Yup, Bebek Bengil di Ubud. Porsi yang sangat mengenyangkan. Saya lebih suka ini daripada Bebek Tepi Sawah. Entah karena saya menyobanya tidak di Bali atau bagaimana. Yang pertama memelopori adalah Bebek Bengil (CMIIW). Saya memesan Bebek Bengil (kiri) dan adik saya memesan Bebek Pelala (kanan; recipe by Ibu Agung Raka Sueni). Bebek Bengilnya nyuuummmmmm.

Ok. Makan siang sudah selesai saatnya hunting tenun batik. Saya dan Ibuku sangat menyukai batik apapun. Dan tidak puas rasanya tidak hunting tenun batik khas Bali. Kalau saya masih mengumpulkan kainnya dan belum tahun ingin dibuat apa, Ibuku hunting karena dia gemar memakai batik setiap hari ke kantornya. Dengan mengandalkan penjahit langganannya di Kota Semarang, batik Ibuku memang sangat menggambarkan personality--nya. Prinsip beliau cuma satu; kalau murah dan cocok, akan dikejar sampai ke ujung dunia. Errr... hahahahaha!!!!!


Dalam perjalanan mencari batik di daerah pedesaan Bali, kami singgah di Goa Lawah yang menyatu dengan Pura. Sayangnya, hanya dapat memfoto dari luar, karena saya sedang tidak bisa masuk ke Pura. Walau pun pada tidak tahu sebelumnya tentang keadaan saya yang sedang mendapat "tamu", tapi saya rasa saya harus menghormati tempat sembahyang agama lain dengan berterus terang bahwa saya memang sedang tidak bisa memasukinya. Dan Pak Supir pun merasa bersalah, hehehe maaf ya Pak. Beliau sendiri sebenarnya juga sedang tidak dapat masuk karena salah satu keluarganya ada yang meninggal. Memang seperti itu peraturannya. Dan saya pun baru tahu hehehe.



Oia, kami menginap di Arana Suite. Surprisingly it is very good 3 star hotel, very recommended!!! neat!!! and so-earthy for me. Saya sangat suka. Siapa yang mencari hotel ini? Saya. Hehehehe. Why? Saya bosan dengan hotel berbintang banyak yang biasa kami singgahi setiap kali menginap di Bali. Ingin cari suasan baru. Kami memesan family room. Uniknya, tidak ada pintu masuk di family room ini, hanya lorong kecil dan ada serambi, meja makan, oven tempat sepatu kemudian langsung ada dua pintu menuju masing-masing kamar.

brekie!

 Masih ngga percaya kenapa saya suka sama hotel ini? coba saja menginap, bacalah reviewnya di agoda/agen lainnya ;) dan ini ada beberapa foto amatir dari saya. Untuk breakfast memang hanya ada 2 pilihan; menu western atau indonesian. Yang saya suka dari hotel ini adalah selain sangat earthy (I can't find other word!) adalah sabun, sampo dan lotion yang mereka sediakan di botol besar. Dan walau diisi setengah (mungkin berdasarkan berapa lama kita stay di sana), aromanya khas bali, and if I'm not mistaken, it's frangipani! Begitu pula dengan tatakan gelasnya, sangat khas bali dengan tatakan dari kulit kerang. Usut punya usut, yang punya orang Bandung, hihihi. Sayangnya orang Indonesia belum banyak yang stay di sini, mayoritas tamu di sini dari Eropa. Well, it's a good place!!! Oia, pelayanannya juga nice lhoo, itu yang harus digaribawahi. Very helpful!

Last day in Bali, Ibuku sibuk mencari jepit bunga Kambodja -__-". Dan waktu kami tidak banyak, hanya berkeliling di sekitar Kuta untuk makan siang dan menunggu waktu untuk ke Bandara. Kami makan siang di depan Mall Discovery, namanya Bubba Gump Shrimp Co. Resaturant yang unik cara pemesanannya hehehe. Untuk urusan perut, saya yang mengatur. Kenapa? karena biasanya jawabannya pada terserah, dan... Ayah ku pas ujung-ujungnya nyebut... "Eh itu restoran padang ya?" oh Nooo Daaad!!!! LOL.

Bourbon Street Mahi Mahi, YUMMM!!!!!

Oke, liburan yang singkat namun menyenangkan. Dewasa ini kami semua sibuk dengan kegiatan masing-masing. Namun, quality time is a must for every family to keep their harmony. Terima kasih ya Allah SWT. Terima kasih Ayah, terima kasih Mom... Semoga kita bisa having fun lagi.

 

The End of 2012 Part II: Holiday Part I (West Sumatera)

Sumatera Barat, kota dimana Ayah ku berasal. Tujuan kami ke sini selain untuk berlibur adalah mengunjungi restoran yang sedang dibuat oleh Oom, Tante, dan Ayahku. Selain memang untuk menambah pemasukan (bentar lagi pensiun hihihi), dibuatnya restoran ini diharapkan membuat kampung Ayahku, Kambang, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, menjadi lebih bervariatif. Perjalanan ke Kambang memakan waktu kurang lebih 3 jam dari kota Padang. Melewati bukit dan gunung serta padang padi yang menyejukkan mata. Well, for business/invest thingy I should "pay attention" to my Dad. He's good on that!


Hari ke dua di Kambang, kami membantu membereskan restoran yang akan diresmikan minggu depan. Selain itu, saya seperti biasa senang bermain di belakang rumah Uwo.... karena belakang rumah adalah pantai. Siang itu, nelayan baru saja menepi ke daratan dan menjual hasil tangkapannya...

restoran yangs sedang dibangun


Alhamdulillah, bisa ikut mengabadikan apa yang biasa terjadi di dapur masyarakat sini - memasak - hehehehe. Masaknya itu tidak tanggung tanggung, sekoali...

in the making of Rendang

Pagi, siang, sore, malam, tiada hari tanpa gulai, tak terkecuali untuk sarapan pagi ini. Yup inilah Lontong Gulai Pakis, sarapan di hari ketiga kami. Nyuuummm... harganya? Rp 5.000,- sajaaa :D

Lokan, kerang laut, my favorite! apalagi kalau udah jadi rendang! hehehe

Siangnya, kami pergi ke Padang dan menginap di Mercure, Padang. Hotel ini terbilang baru. Dan baguuuussss.

Alhamdulillahirabbilalamiin

Hari ke empat, the last day. Gongnya apa nih? yap here it is... the Ultimate Gulai Kepala Ikan dari Restoran Keluarga. Biasanya kami makan di Restoran Keluarga yang berada di dekat Teluk Bayur, namun ada cabangnya (yang di pegang oleh anaknya) di kota Padang, depan DPR kalau tidak salah. Dan tentunya, Gulai Kepala Ikan hambar rasanya jika tidak dimakan bersama balado Jariang (JENGKOL hehehehe) beserta daun pepaya. Hati-hati kalap makan nasinya :D