Penasaran dan ini perdana kami menginjakkan kaki di The Nusa's (nusa: pulau, kepualuan) Bali. Kami yakin ada banyak keseruan di sini. I love the unusual things, suka sama hal-hal baru (dan kalo bisa nggak mainstream), sedangkan Cumi adalah typical mainstream, apa aja yang booming dia suka, jadi dia ngikut-ngikut aja selama di sini hehehe.
Let's called it The Three Musketeer; Nusa Lembongan, Nusa Ceningan dan Nusa Penida. Kalau berkunjung ke Lembongan, otomatis kita bisa eksplor sampai Ceningan karena kedua pulau ini dihubungkan dengan the famous yellow bridge, jembatan pegas yang bisa dilewati oleh sepeda, motor, dan manusia yang gendutnya normal (mobil ngga cukup). Menuju ke sini bisa melalui Pantai Sanur, Pelabuhan Tanjung Benoa, Padang Bai/Kusamba atau Lombok/Gili. Terdapat dua spot ferry boat di Lembongan; Pantai Jungutbatu, Mushroom Beach/Tanjung Sanghyang––umumnya di Jungutbatu. Jenis akomodasinya juga variasi; slow boat/traditional boat (catatan: kondisi cuaca bagus), fast boat, private speed boat.
Lembongan lebih besar ukurannya daripada Ceningan, namun kita masih bisa mengelilingi keduanya seharian dan bisa dilakukan tanpa menginap (dengan catatan: berangkat menggunakan fastboat paling pagi). Sedangkan Penida, The Golden Egg of Bali, ukurannya jauh lebih buesar dari dua Nusa di atas dan untuk menuju kesana harus menggunakan fast boat, bisa dari Lembongan (persis sebelum jembatan pegas), atau langsung dari Pelabuhan Tanjung Benoa, Pantai Sanur atau Padang Bai/Kusamba (fast boat or public ferry) atau Lombok/Gili. Kami tidak ke Penida karena waktu yang terbatas, mungkin di lain waktu.
Lembongan lebih besar ukurannya daripada Ceningan, namun kita masih bisa mengelilingi keduanya seharian dan bisa dilakukan tanpa menginap (dengan catatan: berangkat menggunakan fastboat paling pagi). Sedangkan Penida, The Golden Egg of Bali, ukurannya jauh lebih buesar dari dua Nusa di atas dan untuk menuju kesana harus menggunakan fast boat, bisa dari Lembongan (persis sebelum jembatan pegas), atau langsung dari Pelabuhan Tanjung Benoa, Pantai Sanur atau Padang Bai/Kusamba (fast boat or public ferry) atau Lombok/Gili. Kami tidak ke Penida karena waktu yang terbatas, mungkin di lain waktu.
Pilihan akomodasi paling banyak berada di Pantai Sanur (patokannya Rumah Makan Mak Beng belok kanan terus tinggal cup cip cap cip cup mau yang mana). Kami nyebrang menggunakan fast boast Glory Express lalu menginap di Bay Shore Hut's, Lembongan, yang lokasinya menghadap langsung ke laut. Sebenarnya kami late check in, karena selain kami baru nyeberang jam 15.00, sesampainya di Pelabuhan Jungutbatu kami malah jalan-jalan dulu, dan sebenarnya kami tidak berencana menginap di sini. Lah gimana sik?
Short story, kami punya masing-masing list penginapan. Dari list saya, dua priortias yang saya inginkan letaknya di Ceningan dan Cumi manut-manut ajah. Tapi sesampainya di Lembongan, saya masih belum memutuskan mau yang mana. Yasudah daripada berlarut kami jalan-jalan dulu deh sampai akhirnya ke Ceningan. Namun, karena mempertimbangkan waktu (udah sore), cuaca (saat itu nggak mendung tapi juga nggak sunny banget Mataharinya lebih suka ngumpet di balik awal––masih labil) lalu mengingat tujuan utama kami di sini adalah adventure bukan honeymoon, kami memutuskan untuk menginap di Lembongan biar tidak terburu-buru check out. Pas balik, list saya di Lembongan udah pada full booked jadi beralih lah ke list Cumi (lalu dia kegirangan~). We will stay at one of my list in Ceningan one day... for our second honeymoon yang ngga tau kapan hahahhahahaha!!!!
Kondisi jalan baik di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan ini masih brutal, beberapa jalan mulus di awal-awalnya. Lama-lama lobang sana sini, dan ajrut-ajrutan naik motor –– terlebih di Ceningan (bisa kebayang deh Nusa Penida bagaimana). Kondisi inilah yang saya suka. Belum terjamah. Walaupun sudah banyak penginapan tapi ngga se-"komersial" Bali. Bahan bangunan yang digunakan di pulau ini pun juga diangkut via laut dari Bali. Here, you're gonna experience another side of Bali. Sangat puas dengan "buka jalan" kemarin, sama Cumi pula, benar-benar first trip yang tak akan terlupakan.
Kami belum menamatkan adventure kami di kedua pulau ini. Semoga kedatangan kami kesana selanjutnya lebih menyenangkan... There will be a next time, definitely! and Nusa Penida too, aamiin!!
Kami belum menamatkan adventure kami di kedua pulau ini. Semoga kedatangan kami kesana selanjutnya lebih menyenangkan... There will be a next time, definitely! and Nusa Penida too, aamiin!!
How to survive?
- Sunscreen. Use suncreen is a must kalau ngga mau gosong. Lebih "manggang" loh di sini sampe ke lapisan baju,
- Sunglass. Silau men! pleus enak juga muka beler masih banyak belek jamin ngga ketauan hahahahaha,
- Light backpack. Yang mau bawa koper monggo, minta jemput hotel yak, gempor loh naik motor. Kami bawa backpack kecil, yang 40L dititip di Tanaya,
- Pulang Pergi pakai bawahan yang cepat kering. Fast boat kami tidak sampai tepi pantai. Jadi selutut basah (untung well prepared, fiuh!),
- Alas kaki yang nyaman. Sendal gunung, birkenstock atau sepatu trekking. Tapi ini opsional ya bagaimana cara kamu berlibur. Hanya disarankan kalau mau menjelajah karena tekstur tebingnya karang; tajem-tajem, lumayan kalau jatoh pasti luka (tidak semenyeramkan yang dibayangkan kok! I survived),
- Sedia cash, kemarin kayaknya cuma liat BRI aja,
- Sewa motor, atau kalo apes ngga bisa bawa motor ya sepeda (atau tanya mungkin ada bersedia menjadi abang ojek sewaan) atau mungkin sebelum kedatangan bisa bertanya ke tempat menginap apakah mereka menyediakan antar jemput, sewa kendaraan dsb. Kami kemarin sewa motor di Jungutbatu, persis di depan Glory Express dengan biaya IDR 80,000,-/24 jam termasuk bensin (ngga ada pom bensin, tapi yang jual di botol-botol ada), Ohya beberapa kali saya melihat ada yang menggunakan golf car, biasanya pihak hotel, bisa juga di tanya tuh. Kali aja ada yang disewain, kemarin lihat bule pake itu, but in my honest opinion, motorbike is the best!
- Atau bisa juga kok jalan, dua jam kelar *katanyaaa~
- Map & GPS. Ada banyak spot yang wajib didatangi selama berada di sana. Ada baiknya minta peta biar kita tau apa saja yang bisa kita kunjungi dan menghemat waktu (gausah gengsi, mau senang-senang bukan?),
- Nyasar ke jalan-jalan kecil? udah malem gelap ngga ada lampu? di maps henpon n peta ngga ada jalannya? santai ngga akan nyasar kok :) Ikutin kompas di maps henpon menuju jalan utama aja atau bisa nanya orang sekitar juga,
- Portable Charger is a must,
- Ingat jadwal fastboat, jangan sampai ketinggalan (nota tiket jangan hilang).
How Long it Will take to Lembongan?
Kalau menggunakan fast boat dari Sanur kurang lebih waktu tempuh 30 menit.
Best time to go?
Musim panas dan bulan baru.
What's Unique?
Kalau alam semuanya kece, kalau kamu mau lebih dekat dengan penduduk lokal bisa tamasya ke hutan mangroove atau ke pasar rumput laut, di sini mata pecaharian utama mereka adalah sebagai petani rumput laut. Dari peta yang kami punya, dari beberapa spot yang ditawarkan yang sudah kami lihat adalah:
- Panorama Point. Setelah kamu landing di Jungutbatu dan menyewa motor, kamu keluar pelabuhan dari gapura lalu ke arah kanan. Ikutin terus jalan besar, lalu ada tanjakan bercabang kamu pilih kanan, ngga lama setelah menanjak di sisi kanan kamu akan melihat pemandangan laut luas terbebas dari pohon-pohon dan tiang listrik.
- Sandy Bay.
- Dream Beach.
- Devil's Tears. Disebut seperti itu karena bunyi dentuman ombak yang besar dan keras menerpa karang lalu tersembutr ke atas dan kalau sinar matahari lagi terik, kalian bisa melihat pelangi dari biasan air yang tersembut ke atas.
- Suspension Bridge, jembatan pegas yang menghubungkan Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan.
- Seaweed Farm,
- Blue Lagoon,
- Secret Beach yang berada di Villa Trevally, tiba di sana sudah mau maghrib, agak mendung, dan ngga jadi nginep sinih zzzzz~ next time!
Expensive?
Masih manuasiawi kok (2015)
pemandangannya indah
ReplyDeletebikin adem di kepala