Yuhu, sekarang di rumah udah ada WiFi––dari minggu kemaren sih, tapi biasa, giliran udah ada, mager buka laptop, human!––sesuatu yang jarang terjadi di Tokyo, yang biasnya hanya dua tahun sekali, telah tiba: SALJU! HUJAN SALJU. Hujan es, hujan salju, salju basah, bukan cireng (lho?), kalau diperhatiin kayak es diancurin. Kok kaget banget? ga lihat ramalan cuaca apah?!
Well... Singkat cerita, kemarin di hari Minggu, seperti biasa sebelum keluar rumah lihat weather forecast, prediksi malam sampai besok pagi akan hujan 100%. So, kami berusaha sampai rumah sebelum hujan. Ketika sampai dekat rumah, sudah mulai rintik-rintik, cuma belon sadar. Waktu tengah malem, pas cuci muka dan nyekinker *cie, bahas ngga ya?*, merasa ada yang aneh, ini hujan kah? kok bunyinya chaos amad kayak kerdus jatoh, walhasil buka kaca bentar, liat ada yang jatoh-jatoh (apa itu yang jatoh) dan lantai basah, oh beneran ujan, lagi-lagi belon sadar apa yang terjadi.
Pagi hari ini, seperti biasa Cumi berangkat ke kantor, dan RAJIN matiin heater. Gue bangun dong––karena dingin, HAHAHAHAHA––lalu ngeliat si Cumi dengan setengah merem cek cuaca.
Hihi 1 derajat, feels like -4––WHAT??????!
Lalu doi buka pintu...
Yang, SALJU!
Seketika, dengan piyama seadanya, langsung SADAR 100%, ikutan buka pintu dan wooooshhhh..... Dingin banget, dan salju berserakan. Cumi sudah siap pergi kantor, dengan jaket panjang beserta payungnya cengar-cengir pamitan. Kemudian sendirian di rumah sambil ber oh oh ria, oh pantes semalem, oh pantes... zzzzz
Sangat jarang terjadi salju di Tokyo, mungkin hanya dua tahun sekali. Cuaca memang sedang ekstrim, seharusnya pun Desember kemarin sudah dingin, namun ternyata baru sekarang. Katanya tahun ini adalah musim dingin terhangat (hangat banget emang, brrrr). Cuaca pun paling rendah biasanya hanya 0 derajat.
Sangat jarang terjadi salju di Tokyo, mungkin hanya dua tahun sekali. Cuaca memang sedang ekstrim, seharusnya pun Desember kemarin sudah dingin, namun ternyata baru sekarang. Katanya tahun ini adalah musim dingin terhangat (hangat banget emang, brrrr). Cuaca pun paling rendah biasanya hanya 0 derajat.
Oh my God, what am I going to do now? And what about my Winter Class... No cycling.
It means... I will walk...
But I’m not walk alone :))))
C’mon you gotta see the neighbourhood, make some memories!
#jangankasihkendor
Hi Karina - I love the photo of Gunung Padang on your About page. I cant see any way to send you a message so Im leaving a comment on your latest blog post instead. I would like to use your photo in a full color booklet I am making about Gunung Padang. Dr Natawijaja who rediscovered the importance of the site will write an introduction for me. If we credit you will you give us permission to use your image ? I would offer to pay you but I cant afford more than $10USD. You can contact me by replying to this comment as I did subscribe to it, or else use the contact page at my website www.aNewScienceOfEverything.com/contact
ReplyDeleteAll the best ~ Narada Dan Vantari